Karyawan Kehidupan

Hidup ini tidak mudah. Banyak tugas yang harus dijalani dan diselesaikan.

Hari ini saya mendapat kesempatan untuk menimba ilmu baru dari pengajian Ibu-ibu komplek. Bagi setiap jama;ah yang mengikuti pengajian, sudah disediakan satu Al-Qur’an dan snack. Sebagai tambahan. Ada juga sepucuk surat. Setelah dibaca, surat tersebut merupakan form pendaftaran RISMADZ (Remaja Islam Masjid Adz Dzikri), Masjid Adz Dzikri adalah nama Masjid di komplek saya. Form tersebut baiknya diisi oleh Ibu-ibu bila mengijinkan anaknya untuk mengikuti segala kegiatan RISMADZ.

Begitu pengajian selesai, saya segera membawa pulang form tersebut. Ternyata Bunda pun membawanya. Saat mengisi form di rumah, terdapat kolom “Kelas” bagi para calon RISMADZ. Dengan setengah iseng, saya berkata,

“Ah, aku tulis Mahasiswa aja ah disini..”

Adik saya yang baru jadi Mahasiswa langsung protes, “Apa sih lu, ngaku-ngaku aja!”

Bunda saya juga berkomentar, “Tulis aja disguise unemployment..”

Saya menolak, “Ah, ga mau! Enak aja! Aku kan ga unemployment

Ayah, Bunda dan Adik saya menunjukkan tampang heran.

Saya lanjutkan lagi alasannya, “Iya, aku ini kan karyawan kehidupan, tau. Hidup ini ga gampang, lho. Banyak tugas yang harus dijalani dan diselesaikan…”

Seketika, mereka bertiga melengos, “Ckckck…”

Saya menanggapi dengan nyengir-nyengir imut.

Lho, ini beneran. Kok ga ada yang percaya?

Kehidupan ini juga butuh absensi, banyak tugas yang dijalani dengan segala lika-likunya, tingkat stress yang tinggi, dimarahi banyak orang kalau salah dan membutuhkan banyak ide juga kreativitas untuk menjalaninya.

Jadi, apa bedanya dengan karyawan biasa?

*ngeles super ala pengangguran kreatif :p*

2 thoughts on “Karyawan Kehidupan

Leave a comment